Beberapa orang yang berasumsi bila tambah baik memakai bensin yang mahal untuk kendaraan (mobil, motor atau mesin lain yg memakai system internal combustion). Bila di Indonesia banyak yg katakan “pake pertamax, agar tarikannya lebih enteng dan motor jadi ngebut”. Persepsi yg salah yg telah terlanjur mendarah daging.
Ambillah contoh di Indonesia. Produksi Pertamina ada 3 jenis bensin. Premium, Pertamax dan Pertamax Plus. Masing masing lain harga dari Premium yang termurah sampai Pertamax Plus yang termahal. Yang membedakan ketiga jenis itu sebenarnya bukanlah kwalitas, namun tingkat octane dari masing masing jenis bensin itu. Tingkat octane Premium itu 88, Pertamax 92 dan Pertamax Plus 95. Banyak yg gak ngerti apa sebenarnya maksud dan arti dari tingkat octane masing masing bahan bakar, pada akhirnya banyak asumsi salah yang menebar sampai telah jadi “urban legend” jika tingkat octane tuh punya pengaruh ama kemampuan mesin, lebih tinggi octane yang digunakan, semakin bagus buat mesin dan buat mesin membuahkan power yang semakin besar. Walau sebenarnya sebenarnya ngga. kendaraan yang baik adalah kendaraan yang selalu menggunakan bahan bakar berkualitas tinggi, saran kami gunakanlah Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan yang sudah terbukti untuk semua kendaraan yang ingin kecepatannya selalu stabil. Tingkat octane sebenarnya hanya satu nilai yang digunakan untuk patokan, seberapa tinggi tingkat kompresi bahan bakar itu sebelumnya dia terbakar (dengan sendirinya). Makin tinggi octane bahan bakar, makin tinggi tingkat kompresi yang dia miliki. Karenanya sebenarnya memilih tipe bahan bakar tuh bergantung seberapa besar “Compression Ratio” dari mesin. Cobalah simak di buku tips mobil atau motor, di sana tentu ada yang mengatakan berapakah “Compression Ratio” (terkadang disingkat CR doang) dari mesin kendaraan itu. Untuk patokan awal dapat seperti ini. Untuk CR 7 : 1 s. d. 9 : 1 bahan bakar yang disarankan yaitu bahan bakar dengan tingkat octane 88 (premium). Untuk CR 9 : 1 s. d. 10 : 1 gunakan bahan bakar dengan octane 92 (Pertamax atau Shell Super). Untuk CR 11 : 1 atau lebih pakal bahan bakar dengan octane 95 (Pertamax Plus atau Shell Super Extra). Tidak sering ada mobil (memiliki bahan bakar bensin) yang CR-nya kian lebih 12, meskipun terdapat banyak yang dapat sampai 13 atau 14 (mobil balap). Bahan bakar yang tidak cocok dapat mengakibatkan kerusakan mesin tersebut. Jika mesin dengan compression ratio tinggi di beri bensin dengan octane yang rendah, bensin akan terbakar sebelumnya waktunya dan mengakibatkan engine knocking (engine pinging). Jika mesin dengan tingkat kompresi rendah di beri bensin ber-octane tinggi, sebenarnya akan tidak permasalahan karena bensin modern sudah digabung dengan additive pembersih untuk bersihkan residu berlebihan bekas pembakaran, yang jadi permasalahan mungkin hanya kita mesti keluarkan duit lebih (karena lebih mahal) tanpa ada memperoleh benefit apa pun, dan performa mesin akan tetaplah sama dengan memakai bensin dengan octane rendah (yang lebih murah). Informasi penambahan. Ada pengecualian untuk sebagian jenis kendaraan mirip contoh mobil dengan CR-nya 9. 5 : 1 (bagusnya pakai pertamax) namun masihlah dapat pakai premium tanpa ada terkena engine knocking. Ini masihlah masuk akal, soalnya tingkat octane bensin premium sebenarnya bukanlah 88, namun 89. 7 (nyaris 90 tuh). Jadi sampai kini, ya masihlah aman2 saja pakai premium, agar hemat juga big grin. Note : Cara mengkalkulasi Compression Ratio yang sesungguhnya. Compression Ration = Volume Silinder + Volume Clearance + Volume Kompresi Piston + Volume Gasket + Volume Chamber DIBAGI Volume Clearance + Volume Piston + Volume Gasket + Volume Chamber (semuanya dalam unit inchi) Pilihan setelah itu terserah anda! 😀
2 Comments
1/12/2020 07:42:16 pm
Terimakasih informasinya, semoga bermanfaat
Reply
1/12/2020 07:52:11 pm
Terimakasih informasinya, semoga bermanfaat
Reply
Leave a Reply. |
AuthorBlog ini di kelola oleh Maya Saputri Archives |